KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
penyakit gigi dan mulut tentang sifilis ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Semoga tuga ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,
petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam ilmu kesehatan
Harapan saya semoga tuga ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini.
Makassar, juni 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
Halaman
Judul....................................................................................................................
Kata Pengantar...................................................................................................................
Daftar
Isi..............................................................................................................................
BAB I Pendahuluan
A.
Latar
Belakang........................................................................................................
B. Rumusan
Masalah..................................................................................................
C. Tujuan dan
Manfaat...............................................................................................
BAB II Pembahasan
A.
Penyakit sifiliis.........................................................................…………………….
a.
Pengertian penyakit sifilis
b.
Sinonim penyakit sifilis
c.
Etiologi penyakit sifilis
d.
Epidemiologi
e.
Cara penularan
f.
Terjadinya Infeksi
g.
Tanda-tanda khas sifilis pada gigi
h.
Pencegahan
i.
Pengobatan
B. Contoh Kasus…………………….............................................................................
C. Contoh Format Rujukan...........................................................................................
D. Contoh Foramt Informed
Consent……………………….......……………………….
BAB III Penutup
A.
Kesimpulan.............................................................................................................
B. Saran......................................................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sifilis
merupakan penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang menyebar cukup
mengkhawatirkan di Indonesia. Penyakit sifilis tidak bisa diabaikan, karena
merupakan penyakit berat yang bila tidak terawat dapat menyerang hampir semua
alat tubuh, seperti kerusakan sistem saraf, jantung, tulang, dan otak. Selain
itu wanita hamil yang menderita sifilis dapat juga menularkan penyakitnya ke
janin sehingga menyebabkan sifilis congenital yang bisa menyebabkan penyakit
bawaan dan kematian. Bahkan pada sifilis stadium lanjut terdapat suatu lubang
(gumma) yang bisa timbul di langit-langit mulut. Maka istilah untuk penyakit
ini yaitu“raja singa”sangat tepat karena keganasannya
Asal
penyakit ini tidak jelas. sifilis di
berbagai negeri di seluruh dunia pada tahun 1996 berkisar antara 0,04-0,52%.
Insidens yang terendah di Cina, sedangkan yang tertinggi di Amerika Selatan.
DiIndonesia insidensnya 0,61%.Gejala dan tanda dari sifilis banyak dan
berlainan, sebelum perkembangan tes serologikal, diagnosis sulit dilakukan dan
penyakit ini sering disebut “Peniru Besar” karena sering dikira penyakit
lainnya. Data yang dilansir Departemen Kesehatan menunjukkan penderita sifilis
mencapai 5.000 – 10.000 kasus per tahun.
Pada
tahun 1905 penyebab sifilis ditemukan oleh Schaudinn dan Hoffman ialah
Treponema pallidum yang termasuk dlam ordo Spirochaetales,familia
Spirochaetaceae dan genus Treponema.Bentuknya sebagai spiral teratur,
panjangnya antara 6,15um, lebar 0,15um,terdiri atas delapan sampai dua puluh
empat lekukan. Gerakannya berupa rotasi sepanjang aksis dan maju seperti
gerakan pembuka botol. Membiak secara pembelahan melintang, pada stadium aktif
terjadi setiap 30 jam. Pembiakan pada umumnya tidak dapat dilakukan di luar
badan. Di luar badan kuman tersebut cepat mati, sedangkan dalam darah untuk
transfuse dapat hidup 72 jam
B.
RUMUSAN
MASALAH
Dalam
mempelajari penyakit sifilis dalam ilmu penyakit gigi dan mulut ada beberapa
hal yang perlu dipahami dan dimengerti. Beberapa hal tersebut yakni
1.
Apa itu penyakit sifilis
2.
Bagaimana
cara penularan penyakit sifilis
3.
Tanda-tanda
penyakit sifilis pada gigi
4.
Bagaiman
cara pencegahan penyakit sifilis
5.
Bangaimana
cara mengobati penyakit sifilis
6.
Bagaimana
cara pembuatan surat rujukan
C.
TUJUAN
DAN MANFAAT
1.
Mengetahui
pengertian penyakit sifilis
2.
Memahami
cara penularan penyakit sifilis
3.
Mengetahui
tandatanda penyait sifilis pada gigi
4.
Mengetahui
pencegahan penyakit sifilis
5.
Memahami
bagaiman pengonbatan penyakit sifilis
6.
Mengetahui
bagaimana cara pembuatan surat rujukan
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENYAKIT
SIIFILIS
a. Pengertian
Sifilis
b. Sinonim
Menurut sejarahnya terdapat banyak
sinonim sifilis yang tidak lazim dipakai. Sinonim yang umum ialah lues venereal
atau biasanya disebut lues saja. Dalam istilah Indonesia di sebut raja singa.
c. Etiologi
Penyebab penyakit ini adalah
Treponema pallidum yang termasuk ordo spirochaetales, familia spirochaetaceae,
dan genus treponema. Bentuk spiral, panjang antara 6 – 15 µm, lebar 0,15 µm.
Gerakan rotasi dan maju seperti gerakan membuka botol. Berkembang biak secara
pembelahan melintang, pembelahan terjadi setiap 30 jam pada stadium aktif.
d. Epidemiologi
Asal penyakit tidak jelas. Sebelum
tahun 1492 belum dikenal di Eropa. Pada tahun 1494 terjadi epidemi di Napoli.
Pada abad ke-18 baru diketahui bahwa penularan sifilis melelui hubungan
seksual. Pada abad ke-15 terjadiwabah di Eropa. Sesudah tahun 1860, morbilitas
sifilis menurun cepat. Selama perang dunia II, kejadian sifilis meningkat dan
puncaknya pada tahun 1946, kemudian menurun setelah itu.
Kasus sifilis di Indonesia adalah 0,61%. Penderita yang terbanyak adalah stadium laten, disusul sifilis stadium I yang jarang, dan yang langka ialah sifilis stadium II.
Kasus sifilis di Indonesia adalah 0,61%. Penderita yang terbanyak adalah stadium laten, disusul sifilis stadium I yang jarang, dan yang langka ialah sifilis stadium II.
Treponema Pallidum masuk ke dalam
tubuh melalui mukosa/kulit, setelh menembus kilit menuju saluran limfe, lalu
berkembang biak dengan pesat . setelah mempunyai jumlah yang cukup, lalu keluar
melalui ductus/saluran menuju pembuluh darah dan ikut beredar di seluruh tubuh.
e. Cara
penularan :
Penyakit
ini dapat ditularkan dengan jalan :
a. Persetubuhan
dengan penderita penyakit sipilis
b. Penularan
dari ibu ke janin yang sedang dikandungnya melalui placenta yang menyebabkan
nterjadinya sipilis conginitalis atau prenatal sipilis.
c. Penggunaan
alat yang dipakai penderita sipilis dapat juga menyebabkan menularnya penyakit
ini.
f. Terjadinya
infeksi
a. Prenatal
Sipilis atau sipilis kongenital :
Infeksi ini
terjadi jika ibu menderita sifilis maka anak yang berada dalam kandungan akan
tertular melalui plesenta/ ari-ari.
Dalam keadaan seperti ini biasanya
janin akan mati, tetapi jika hidup juga maka akan disertai dengan tanda-tanda :
·
Kulit bayi berwarna
kehitam-hitaman
·
Di bawah kulit terdapat
gelembung air
·
Epidermis seringkali
terlepas
Seorang ibu yang menderita
penyakit lues dapat melahirkan anak yang tidak terkena sipilis apabila pada ibu
tersebut dikenakan terapi lues dari lima bulan mengandung.
Lesi primair tidak terdapat pada
penderita ini tetapi ditandai dengan erupsi makula, pilek, kekurangan berat,
telapak kaki atau tangan yang mengelupas, retak – retak dan memerah, yang
mengakibatkan anak – anak ini terlihat seperti orang tua. Kalau pada anak ini
terjadi sipilis yang kronis maka akan terliahat pada anak umur 10 – 12 tahun
dengan hidung yang disebut saddle nose akibat perusakan dari tulang hidung dan
palatum.
b. Post
natal
Infeksi ini terjadi setelah
kelahiran, dapat secara langsung maupun tidak langsung
Perubahan-perubahan patologis pada
sifilis :
·
Stadium primer/stadium
1
·
Stadium
sekunder/stadium II
·
Stadium tersier/stadium
III
·
Stadium
kuaterner/stadium IV
Stadium I :
Setelah
masa inkubasi yang lamanya 3 -4 minggu akan terlihat adanya chancre yang
terdapat di alat kelamin, dubur dan di mulut. Disamping terjadinya chancre ini
juga didapat pembengkakan kelenjar lympe setempat. Chancre akan lenyap dengan
sendirinya setelah 2 – 3 minggu.
Oral aspek dari
chancre :
Pengertian
Chancre adalah lesi pada kulit akibat dari penyakit sipilis pada stadium
pertama dimana chancre ini menunjukkan adanya perubahan pada lapisan corium,
sedangkan pada lapisan epidermis hanya terlihat sedikit perubahan saja. Dinding
pembuluh darah menebal dan terdapat sel-sel lympoid. Didekat pembuluh daerah
ini terdapat kuman spirochaeta. Perubahan pada lapisan epidermis hanya
disebabkan oleh pengaruh tekanan sel dibawahnya.
Lokasi
dari chancre didaerah mulut adalah bibir, oral mukosa lidah, palatum mole,
daerah tonsil atau pharynx. Yang paling banyak adalah bibir terutama bibir
bawah. Chancre disini tidak menyebabkan rasa sakit, karekteristik merupakan
luka yang dalam, berwarna coklat, berkerak dan sekelilingnya keras. Apabila
terasa sakit ini disebabkan oleh adanya infeksi sekundair. Warna coklat tua ini
ditutupi oleh film yang berwarna putih kelabu. Dapat dibedakan dengan luka
herpes, pada herpes luka lebih sakit.
Gambar
Herpes Gambar
Sifilis
Stadium II :
Dengan
lenyapnya chancre tadi akan terlihat pada kulit dan selaput lendir, lesi yang
berupa makula, papula, postula atau follicula, atau merupakan kombinasi dari
beberapa lesi tersebut. Waktu dari timbulnya chancre pada stadium I sampai
timbulnya macula pada stadium kedua bermacam-macam jaraknya, dapat timbul 6
minggu atau bertahun- tahun sesudah lesi pertama timbul.
Macula :
Makula
disebut juga dengan macula-roseolar syphilise yaitu lesi pada kulit atau
selaput lendir merupakan bintik – bintik merah dimana-mana, pada sipilis
stadium II. Pembuluha kapiler yang terletak pada permukaan mengalami pelebaran
dan menunjukkan kerusakan sedikit pada lapisan sebelah dalam. Disekeliling
kerusakan ini terdapat daerah yang berisikan sel-sel lympoid yang padat,
terdapat oedima sedikit pada jaringan pengikat. Macula akan sembuh dengan tidak
meninggalkan bekas.
Papula
atau macula di oral mukosa adalah lesi yang paling infeksius (menular) pada
sipilis akut. Luka ini kelihatan putih kelabu yang dikelilingi oleh dasar yang
merah, sakit sedikit terutama jika terletak didaerah yang bergerak. Trauma pada
permukaan menyebabkan perdarahan. Daerah yang sering terkena; ujung mulut,
lidah, jaringan pharyngeal, bibir dalam, jarang di gusi.
Jaringan pharynx nampak membengkak,
kering dan merah.
Stadium III :
Pada sipilis
kronis akan dijumpai lesi pada rongga mulut yang sering terdapat pada palatum
dan lidah. Lesi ini disebut dengan Gummata atau Gumma. Gumma dapat mengenai seluruh
bagian tubuh dan paling sering dijumpai di kulit, selaput lendir, tulang,
testis, hati atau lambung.
Kerusakan yang
disebabkan oleh gumma pada tulang palatum dapat menyebabkan perforasi dari
patatum, selain itu gumma dapat mengenai glandulla slivarius dan tulang rahang.
Gumma yang terdapat pada lidah biasanya merupakan lesi yang tunggal soliter dan
besar. Gumma tidak terasa sakit tetapi dapat menjadi lebih besar sehingga
meliputi sebagian besar lidah. Guma ini dapat menjadi ulcerasi yang menghasilkan
cairan kental yang berdarah. Penyembuhannya diikuti dengan pembentukan parut
yang menyebabkan lidah dakan kelihatan berlobus yang disebibut lingua lobulata
Stadium IV
Pada stadium Ini
terjadi perubahan pada susunan saraf pusat, antara lain :
1. Dementia
Paralytica
Adanya perubahan
pada otak sehingga penderita mengalami kelainan jiwa
2. Dabes
Dorsalin
Adanya kerusakan
pada syaraf tulang punggung sehingga penderita mengalami kelumpuhan
3. Adanya
perubahan pada aorta pada keaadaan ini pembuluh aorta dapat pecah dan penderita
dapat mati.
g. Tanda-tanda
khas sifilis pada gigi disebut TRIAD HUTCHINSON
a. Kelainan
pada gigi seri dan graham tetap :
1) Warna
enamel pada gigi seri lebih gelap dari pada normal
2) Incisal
edge, berbentuk seperti :
Ø Obeng,
karna adanya pengerutan dari mahkota kea rah insisal
Ø Mahkota
gigi berbentuk seperti pask sehingga terdapat diastema
Ø Adanya
lekukan di tengah mahkota gigi disebut : NOTCHED INCISOR
Ø Kelainan
molar yakni miringnya cups kea rah bagian tengah dari oklusal sehingga
bentuknya mengkerut kea rah tengah seperti buah murbey. Oleh karna itu disebut
Murberry Molars atau Moons Molar
b. Pendengaran
menjadi tuli, karna kerusakan saraf ke-8.
c. Intensitas
keratitis yakni : radang pada selaput mata sehingga menyebabkan kebutaan.
Sifilis dapat juga menyabbkan kelainan kombinasi antara gigi dan muka /
dentofasial : saddle nose dan open bite
h. Pencegahan
Banyak hal yang dapat dilakukan
untuk mencegah seseorang agar tidak tertular penyakit sifilis. Hal-hal yang
dapat dilakukan antara lain :
·
Tidak melakukan seks bebas, praktikan seks monogami dengan
aman bersama pasangan
·
Memakai kondom mengurangi risiko terinfeksi sifilis.
·
Setiap ibu hamil harus di tes sifilis, agar bila terinfeksi
dapat diterapi sesegera mungkin, dan tidak menginfeksi bayinya.
·
Hindari kontak dengan jaringan yang terpapar langsung atau
dengan cairan tubuh
i.
Pengobatan Sifilis
Treponema pallidum
sangat sensitive terhadap penisilin.
Penisilin diperlukan untuk meyakinkan pembunuhan spiroketa dalam serum.
a. Stadium awal (<1 tahun),
Pengobatannya memakai penisilin G benzatin dengan satu dosis
b. Stadium lambat (>1 tahun),
pengobatannya memakai penisilin G benzatin dengan tiga dosis dalam seminggu
c. Neurosifilis, pengobatannya
memamakai penisilin G Kristal
d. Sifilis congenital, pengobatannya
memakai prokain penisilin G.
Sifilis yang sedang dalam masa inkubasi mungkin
diobati secara efektif dengan regimen penisilin untuk gonorrhea yang dianjurkan
sekarang. Semua yang diobati dengan gonorrhea harus mengalami uji serologis
untuk sifilis pada saat pengobatan dan dipantau 6-8 minggu kemudian.
Terapi
Sifilis
a.
Pemberian antibiotic
dosis tinggi
b.
Organic arsenic
compound, contoh : Salvarsan
c.
Iodine Compound, mis :
Pottasium Iodine
B. CONTOH
KASUS
Pasien
bernama NurIndah berumur 25 tahun
bekerja sebagai pegawai perikanan dikantor Golden Rainbow , Alamat di Jln.
Pengayoman Makassar. Datang ke klinik dengan
keluhan gigi tidak rata dan ingin
memasang kawat gigi.dari hasil pemeriksaan ekstra oral wajah
pasien simetris, suhu badan pasien terasa panas, kelenjar lympe keras, tidak sakit dan tidak bergerak
dan intra oral di dapatkan gigi insisifus 2 kanan RA
pasien miring serta gigi canines kiri RA kedalam dan
terdapat kalkulus di gigi posterior RB pasien
dan plak di
gigi insisifus I rahang
atas (RA) dan rahang bawah (RB),serta terdapat luka dibagian pipi dan bibir pasien. luka
yang ada pada pipi pasien baru 3 hari terasa
sakit saat di sintuh sedang luka yang ada pada bibir pasien sudah 3 minggu dan
tidak terasa sakit saat disentuh.operator memberikan
obat kepada pasien dan menyarankan kepada pasien untuk kembali keklinik setelah
obatnya selesai diminum.1 minggu kemudian pasien datang kembali ke klinik dan dilakukan
pemeriksaan ulang luka pada pipi
sembuh sadangkan luka yang ada pada bibir pasien menjadi dalam,berwarna coklat dan sekelilingnya terlihat
kasar. Operator menjelasakan dan
memberitahukan kepada pasien bahwa penyakit yang ada dalam rongga mulut pasien
termasuk ciri-ciri penyakit sifilis yang harus segara diobati. ternyata pasien
pernah melakukan seks oral,operator
memberitahukan kepada pasien bahwa akan dilakukan rujukan ke dokter ahli
penyakit sifilis.
C. RUJUKAN
NAMA
KLINIK
……………………………..
Dengan hormat,
Mohon pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut
Terhadap Pasien
Nama : NurIndah
Umur : 25 Tahun
Dengan diagnose sementara
:
|
Nama Pasien
|
:
|
|
Tempat/Tanggal Lahir
|
:
|
|
Dengan ini memberikan
persetujuaan kepada :
|
||
Nama :
|
||
Untuk melakukan perawatan gigi :
|
||
·
Dengan ini saya juga
menyatakan bahwa saya sudah diberikan penjelasan mengenai prosedur perawatan
tersebut, kemungkinan-kemungkinan resiko yang bias timbul dari perawatan
tersebut, penangannannya serta biaya yang harus saya tanggung berkenaan
dengan perawatan tersebut.
|
||
·
Saya juga telah
memberikn keterangan yang diperlukan sehubungan dengan riwayat kesehatan umum
serta riwayat kesehatan gigi yang sesungguhnya.
|
||
·
Saya juga telah
diberikan kesempatan untuk bertanya kepada perawat gigi/dokter gigi selama
saya dalam perawatan ini
|
||
Tanda tangan
pasien/Orang tua wali pasien :
Tanggal
|
||
Tanda tangan perawat
gigi/dokter gigi
Tanggal
|
||
Tanda tangan saksi
Tanggal
|
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sifilis
adalah penyakit infeksi menular seksual (IMS) yang disebabkan oleh bakteri
Treponema pallidum, sangat kronis dan bersifat sistemik. Pada perjalanannya
dapat menyerang hampir semua alat tubuh, dapat menyerupai banyak penyakit,
mempunyai masa laten, dan dapat ditularkan dari satu orang ke orang yang lain
melalui hubungan genito-genital (kelamin-kelamin) maupun oro-genital (seks
oral). Infeksi ini juga dapat ditularkan oleh seorang ibu kepada bayinya selama
masa kehamilan. Jadi tidak dapat tertular oleh sifilis dari handuk, pegangan
pintu atau tempat duduk WC.
B. Saran
Jagalah kesehatan tubuh dan mulut serta
jangan melakukan hal-hal yang dapat membuat tubuh kita biasa tertular oleh
penyakit-pnyakit yang berbahaya. Hindari hubungan seks bebas sebelum menikah,
dan jika sudah terinfeksi penyakit sifilis sebaiknya segera ke dokter ahli
sifilis agar penyakitnya tidak berlanjut ke tingkat yang lebih parah.
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar